Kakak yang Baik

Malam ini aku lagi di RS Harapan Keluarga, nemenin Mina yang lagi dirawat sejak Senin malam. Mina kena bronkopneumonia katanya. Apa itu bronkopneumonia? Coba googling.

Sejak semingguan lalu Mina sakit, aku dan si ayah jadi tahu karakter Mina, dia keras kepala (banget), melebihi ayahnya. “Aku sadar keras kepala, tapi ternyata Mina lebih keras kepala dari aku,” kata suami mengakui sambil geleng-geleng kepala. Kalau negatifnya disebut keras kepala, tapi di sisi positifnya ini anak teguh pendirian. Kubisa jamin nanti pas dia dewasa akan jadi anak yang tangguh sekaligus susah dibilangin. Entahlah, apa nanti mungkin setelah dia dewasa karakternya ini bisa berubah, we never know.

Momen ini juga karakter Biru kelihatan aslinya, dia adalah kakak yang baik. Karena biasanya waktu sehat, Biru dan Mina berantem terus, sampe pusing lihatnya. Ternyata sekarang, ketika Mina harus dirawat sama aku di RS, dan Biru harus tinggal sama ayah dan neneknya dulu, plus Ramya juga, dia sangat bisa diandalkan. 

Ayahnya laporan, Kakak rajin ngasuh Ramya, gampang dibilangin, pergi sekolah lancar walaupun tadi pagi bolos karena kakinya pegal abis les renang minggu kemarin. Di sisi lain emang Biru ini anaknya gak ekspresif, jadi kalo lihat dia bertingkah jelek, sebenarnya yang dia maksud itu kebalikannya. Kalau Biru ditanya makanannya enak apa nggak dan dia jawab gak enak, itu artinya enak. Menurut Biru dunia ini gak perlu tahu semua yang ada di kepalanya. Dan jadilah orang yang gak perlu disukai banyak orang karena kalau kata ayahnya kita ini bukan artis. Wkwkwk gak nyambung. Menurut Biru, ibu dan ayahnya mengerti dia itu udah cukup buat dia.



Comments

Popular Posts