Ibu Lien

Subuh tadi, setelah shalat, kubuka ponsel yang semalaman kumatikan. Banyak pesan yang masuk, namun tak kulihat ada pesan dari orang yang kutunggu.

Kubaca satu persatu pesannya. Tak ada yang kubalas. Lalu kubuka pesan di grup kantor. CEOku mengirim pesan bahwa Ibu Lien Auliya Rachmach, penulis sekaligus penderita cuci darah yg waktu itu sempat sharing di kantor meninggal tadi malam. Aku tak kenal dekat dengan almarhumah. Tapi, entahlah kehilangannya begitu terasa. Mungkin, karena kita sempat bertemu semasa hidup.

Beberapa bulan yang lalu, entah setelah bulan Ramadhan. Di sore hari sekitar pukul tiga, kantor kami mengadakan Executive Forum yang isinya adalah mempertemukan kami, para pegawai, untuk bisa ngobrol bareng dengan penulis. Saat itu aku datang sedikit telat, ketika sampai di aula, beberapa teman sudah sembab matanya. Tak terkecuali dengan moderatornya saat itu, CEO kami, seorang ibu dari dua anak laki2 yang suaminya mempunyai kesamaan dengan pematerinya saat itu, Ibu Lien, sama2 penderita cuci darah.

Sharing berjalan dengan sangat khidmat. Bagaimana rasa malu ini makin menjadi-jadi ketika mendengar seorang penderita gagal ginjal, yang harus cuci darah seminggu beberapa kali, yang sudah tidak pipis selama beberapa tahun dan tidak boleh minum terlalu banyak ini bisa bertahan sebegitu hebatnya. Lalu memberikan kita, yang sehat ini motivasi. "Beliau sangat disayangi Allah karena bisa hidup panjang dan ceria," kata Bu Sari. Sambil kulihat wajah Bu Lien yang mulai kehitaman. Namun, kuyakin semua yang di aula berpikir bahwa sepanjang-panjangnya usia penderita gagal ginjal sedikit sekali persentasinya bisa hidup lama seperti kita pada umumnya.

CEOku sering kulihat mencoba menahan air mata yang terus mengalir tanpa dia bisa tahan. Begitu juga dengan kami.

--

Beberapa minggu kemarin kabar gembira menghampirinya, Bu Lien menikah dengan sesama penderita cuci darah.

--

Tak butuh waktu lama untuk akhirnya beliau wafat. Apakah pernikahan mereka hanya bertahan di dunia? Tak bisakah kita ingat dengan semua hal di dunia bila nanti kita masuk surga?


Comments

Popular Posts