Balada KKN 1: Mengajar itu Huft


Selasa, 29 Januari 2013

Setelah kurang lebih seminggu berada di tempat orang, akhirnya hari ini menjadi hari pertama saya mengabdi dalam makna yang sebenarnya. Mengajar adalah hal utama yang selalu dilakukan oleh peserta KKM, saya inget sekali sekitar tahun 96-an, pas saya kelas 1 SD, sekolah saya kedatangan mahasiswa KKN (saat itu namanya masih KKN), saya lupa dari mana, yang jelas mereka dari Bandung dan mereka pakai jas almamater warna biru dongker, dan beberapa di antara mereka ada yang gak pakai kerudung. Yang paling saya ingat adalah saya nangis-nangis pas perpisahan sama mereka karena mereka nyanyi lagu Kemesraan-nya Iwan Fals. Oh, betapa berkesannya KKN itu ternyata. Dan betapa keren abang-abangnya.

Dan, Selasa ini sebenarnya kami belum ada tugas ngajar, for a real. Cuma, hasil survey teman-teman beberapa hari yang lalu katanya hari Selasa ini guru-guru SD nitipin murid-muridnya ke kelompok kita karena mereka mau nganterin beberapa muridnya ke lomba. Jadi sekalian aja perkenalan gitu sekelompok, yang di SD 3 orang (termasuk saya), sisanya ke SMP sebelah..

Pagi itu yang paling hectic adalah saya. Hectic karena kostum. Jadi saya itu udah pede aja bisa pake jeans, baju formal itu saya bawalah banyak kemeja panjang. Dan, jeng, harus pake celana bahan. Finally, saya pinjem celana bahan milik Dian (Sosiologi 2009), dan tak lupa jas almamater.

Sebelum pergi, kita foto-foto dulu di halaman. Heu.

Kelompok saya alhamdulillahnya ada 3 motor standby di rumah. Dan alhamdulillahnya lagi ada tambahan 1 motor. Jarak dari rumah ke sekolah itu ada sekitar 3 KM atau mungkin lebih, makannya kita naik motor. 10 orang bayangin aja naik motor yang ada 4 itu gimana.

Diseret Ibu Guru

Singkatnya, saya dan kedua teman perempuan saya sampai di SD yang dituju. SDN Warung Kawung 1. Bad newsnya adalah bahwa di antara kita nggak ada yang ikut survey ke SD beberapa hari yang lalu. Jadi kita bingung harus gimana. Jas almamater juga ini bikin beban mental, which is ketauan banget anak KKM-nya.

Beberapa anak-anak SD nyamperin kita, terus salaman. Satu hal yang saya kagumin, anak-anak di daerah sini sangat hormat sama yang lebih tua, mereka salaman di manapun ketemu sama kita. Satu dari anak SD itu ngobrol sama salah satu temen saya dan terlihat akrab, mukanya emang gak familiar. Dia seperti semacam piring yang bisa kita temui setiap hari. Maksudnya wajahnya familiar gitu. Ngerti nggak?
                “Dia yang ngaji di rumah kita tea, inget?” tanya temen saya. Saya mah lupa.
Lalu, seorang Ibu Guru datang ngehampirin kita, tersenyum lebar.
                “Yang KKN yah, Neng?” tanya dia dengan ramah.
Lalu kita ngobrol, dia nitipin beberapa kelas ke kita. Karena guru-gurunya nganterin anak muridnya yang ikut lomba. Pas diliat ternyata yang ikut lomba sedikitan, tapi guru yang nganterinnya banyak (-___-)

Saya, tiba-tiba diseret sama Ibu guru yang dikacamata yang badannya gede. Kedua teman saya yang lain juga diseret sama dua Ibu Guru yang lain. Apakah hobi Ibu guru di sini menyeret-nyeret? Budaya baru kah?

Teman saya yang lain sudah diseret sampai punggungnya tak terlihat lagi, tinggal saya yang diseret ke sebuah kelas yang dari luar sih pada anteng anaknya. Lagi pada nunduk ngerjain tugas.

Sampai saya baca papannya. Kelas 1, Classroom: 1st Grade.

Comments

Popular Posts