Alkisah di Hari Ini

21 September 2012

Alarm senyaring tiupan sangkakala itu akhirnya mengakhiri mimpi burukku. Entah berapa lama, hanya beberapa menit sepertinya. Tapi berhasil bikin aku berubah jadi anak kecil. Ya, aku bangun sambil mandi keringat, jantung berdebar dan nangis.

Mimpinya sih ya lumayan seremlah ya, ceritanya aku diculik dan dibuang ke tengah jalan malem-malem. Entah gimana proses kimiawinya, akhirnya mimpi itu kayak beneran. Padahal aku udah lama nggak nonton TV (semenjak ngekost 3 bulan), mataku suci dari program Raam Punjabi dan Elang terkutuk itu. Atau mungkin beban psikis dari loss weight 6 kg yang bikin aku shock. Halah.
Ditambah lagi roommateku juga belum datang dari Storylab. Jadilah Jumat dini hari itu jadi Jumat terhoror selama 2 bulan. Otakku udah nggak berfikir sehat lagi. Ya inget malem Jumat lah, inget Kliwon lah, inget pintu belom dikuncilah. Kuntilanak lah, Edward Cullen lah. Pokoknya segala pikiran jahat masuk ke dalem otak yang hanya 1350 cc ini (yang nggak tau kalo ukuran otak kita mengecil dari 1500 cc ke 1350 cc NGGAK GAUL. TITIK). Pengen tidur lagi takut mimpi yang tadi bersambung. Jadilah akhirnya memandang detik jam yang seolah lama berputarnya.. Satu, dua, tiga..

Dan dengan kekuatan sleeping beauty, akhirnya aku tertidur setelah baca doa tidur 3 kali, Al Ikhlas dan Ayat Kursi. Dan Alhamdulillah udah sholat Isya.

--

Di jam entah berapa, akhirnya saya melihat sekujur roommateku udah hadir. Alhamdulillah.

--

Kemudian si alarm sialan itu bunyi lagi jam 05:30. Jadi, gini, sodara-sodara, aku punya 4 alarm yang akan berbunyi setiap hari dalam hidupku. Setidaknya 3. Jam 00:00 dengan label Sholat Isya, sikat gigi, cuci muka (alarm ini jarang berfungsi apalagi kalo badan capek, ya bunyi-bunyi aja terus ntar  didismiss). Dilanjutkan dengan jam 03:30 dengan label saur (alarm ini dibunyikan khusus ketika akan bayar utang shaum). Lalu jam 04:30 dengan label tahajud (nasip alarm ini juga hampir sama dengan yang pertama, aku tobat ya Alloh), dan diakhiri dengan alarm of the month pada pukul 06:00 dengan label mandi dan berangkat (kenapa alarm of the month? Karena sudah 2 bulan ini aku masih saja PPL dan harus pergi jam 8 pagi). Jadi, begitulah intermejo mengapa alarmku selalu bunyi setiap saat.

Lanjut ke cerita.

Setelah Sholat Subuh jam 5. Entah kenapa badanku serasa lahir kembali walaupun beratku hanya 33 kilo saja. Mungkin karena aku udah absen sekitar 5 hari dan ini jadi hari pertama aku bayar utang PPL. Yay. Anyway, I have 15 days left.

Ekspresi pas bilang,"Yay. Anyway, I have 15 days left"
 
Baju yang udah aku siapin dari hari sebelumnya udah aku simpen di ujung kasur. Baju Padang selutut bunga-bunga kuning yang samaan sama pembantu di rumah (suer ini deh, ceritanya panjang), celana bahan khaki, kerudung krem dan mantel warisan siap membawaku ke tengah kota Bandung esok hari membawa setambru mimpi tentang kota yang lebih baik.


Aku semangat banget. Rasanya lebih dari jadi bintang tamu di Kick Andy. Akhirnya untuk menunggu sampai jam 6 aku memutuskan untuk menyimpan energi positifku dengan… Tidur lagi. 

Jam 6 lebih sedikit akupun bangun dari tidurku dengan cantik. Lalu aku mandi kemudian ganti kostum. Setelah itu, akupun ngaca. "Asia Afrika, tunggu aku jam 9 pagi!". Nah pas mau njemur handuk keluar. JENG. JENG. JENG (diulang 3 kali biar kayak iklan di TV). TERNYATA KUNCI MOTORKU SEMALEMAN ADA DI LUAR KAMAR. Aku tengok kanan kiri atas bawah. Alhamdulillah nggak ada CCTV. Dengan imut aku masuk lagi ke kamar seolah-olah nggak terjadi apa-apa. Kurang lebih mukanya gini, (-_-).

Aku sarapan bubur ayam langganan yang harganya Rp 3000 saja. Yang selalu disesaki mahasiswa berpiyama setiap pagi hari. Bedanya aku udah mandi. Mereka belum. 

Setelah sarapan, akhirnya aku sama roommateku berangkat. Bedanya hari ini nggak pake motor. "Bil, hari ini kita naik Damri ya. Aku masih rada ngagaleong euy udah beberapa hari nggak bawa motor.." dan roommateku hanya tersenyum. Aih.

Kitapun berjalan selangkah demi langkah menuju pangkalan Damri. Mantel yang aku pake ini untuk menyamarkan ukuran tubuhku yang menyusut dan semoga aja nggak disangkain anak SMP yang mabal. Ketika Ibuku pake produk anti-aging, nah aku mah pro-aging.
JENG. Akhirnya ketemu temen se-PPL juga, Ajem. Akhirnya kita duduk bertiga di Damri dengan tertib. Kaki dibawah yang rapi. Tangan disimpan diatas paha.

Di perjalanan kita haha hihi. Ajem cerita di MKAA waktu pas dia datang sendirian dan banyak tamu. Nabila, roommateku cerita soal banyaknya usaha-usaha menengah yang pake nama dia.

"Nama aku mah franchise dimana-mana. Wartel, tukang pulsa, daycare, laundry.."

Aku nyeletuk, "Tuh bil, kayaknya kalo kamu beli pulsa disitu digratisin deh, kan namanya sama.." Ampun deh garing.

Di jalan Jakarta, aku ngeliat JFC (Jupe Fried Chicken). Tokonya lucu sih kayanya. Ungu gitu. Cuma aku awalnya sangsi ini emang jualan ayam apa bukan. Masalahnya gambar yang ditaro di jalan absurd banget. Kurang representatif. Coba googling sendiri. Aku males masukin urlnya. -____-

Ntar sambung lagi yaa. Udah masuk nih :P

Comments

  1. aku ketawa-tawa beruntun baca tulisannya hahahaha~~~~~~~hahahah
    pokoknya yang gak baca blognya ALIN GAK GAUL TITIK

    ReplyDelete
  2. hahahaha aku juga nulisnya sambil ketawa-ketawa hahaha

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts